Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Canvas @dinc

Powered by Blogger

Sabtu, 20 Desember 2008

jendela hati


Tak biasanya jendela itu terbuka setelah cahaya pergi

Sebuah aroma yang belum pernah hadir mulai melewati

Pertama terhirup membuat bulu hidung terasa berdiri

Untuk yang kedua diriku menjadi menikmati

Selanjutnya penciumanku selalu menanti dan mencari

Kapan aroma itu datang kembali

Bila sudah begitu jendela itu menjadi tak terkendali

Dia menjadi lupa kepada siapa harus terbuka atau terkunci

Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan, ”Zina mata (Lahadhat) adalah pandangan kepada hal-hal yang menuju kemaksiatan. Bukan sekedar memandang, akan tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka ia akan masuk kepada hal-hal yang membinasakan.” (Al Jawabul Kafi Liman Sa’ala ’Anid Dawa’isy Syafi)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat.”

Masih dalam kitab Al Jawabul Kafi Liman Sa’ala ’Anid Dawa’isy Syafi, Imam Ibnu Qayyim menguraikan beberapa pengaruh pandangan bagi manusia, diantaranya kata beliau, ”Menahan pandangan akan menutup celah bagi masuknya setan ke dalam qalbu. Karena setan itu masuk bersama pandangan mata, dan akan menembus bersama pandangan ke dalam qalbu seseorang lebih cepat dari masuknya udara ke tempat yang kosong.

Lalu setan pun menyusupkan bayangan (lebih jauh) dari apa yang dilihat dan memperindahnya. Sehingga gambaran itu menjadi berhala dimana qalbu berdiam di atasnya. Kemudian setan menjanjikannya, membuatnya berangan-angan, dan dinyalakanlah api syahwat di dalam qalbu. Dan dilemparkan kayu bakar maksiat di atasnya, jadilah qalbu tersebut berada di dalam api yang menyala-nyala.”

Beliau melanjutkan, ”Antara mata dan qalbu itu ada penghubung dan jalan sehingga saling berhubungan satu sama lain. Bila salah satunya baik, maka baik pula yang lain. Dan sebaliknya, bila salah satu rusak, maka rusak pula yang lain.

Rusaknya qalbu akan merusakkan pandangan, dan rusaknya pandangan akan merusakkan qalbu. Demikian pula sebaliknya, pandangan yang baik akan menjadikan qalbu yang baik, dan qalbu yang baik akan membaikkan pandangan. Jika qalbu telah rusak, jadilah ia seperti tempat sampah yang merupakan tempat pembuangan najis, kotoran dan apa-apa yang berbau busuk. Jika sudah demikian keadaannya, ia tidak dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi pengenalan kepada Allah SWT, cinta kepada-Nya, kembali kepada-Nya, senang dan gembira bila dekat dengan-Nya. Namun yang menempatinya saat itu adalah perkara-perkara yang sebaliknya.”

Allah SWT berfirman, ”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangannya...” (QS. An Nuur : 30), ” Katakanlah kepada wanita yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangannya...” (QS. An Nuur : 31), ”Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.” (QS. An Nuur : 35)

Ibnu Qayyim menjelaskan ayat ini, ”Yakni perumpamaan cahaya-Nya pada qalbu seorang hamba yang beriman yang berpegang dengan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apabila qalbu itu bercahaya, datanglah utusan-utusan kebaikkan kepadanya dari segala arah. Sebagaimana bila qalbu itu gelap, akan datang kepadanya awan-awan bala’ dan kejelekan dari setiap tempat.”

Jadi, jangan biarkan jendela itu terbuka untuk hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Jagalah selalu, kapan ia kita buka, dan kapan hendaknya kita kunci rapat-rapat. Sebab, jika suatu gambaran sudah begitu dinikmati oleh mata, maka pikiran akan sering melamunkannya, dan hati akan merindukannya. Bila sudah demikian, hati dan pikiran akan balik memerintahkan mata untuk mencari gambaran itu kembali.

Bila sudah begitu jendela itu menjadi tak terkendali

Dia menjadi lupa kepada siapa harus terbuka atau terkunci

”Ia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al Mu’min : 19)